Sumber Gambar : Wanita Muslimah Dot Com |
Bel
berbunyi, masa pergantian jam dan mata pelajaran. Pak Bambang pun masuk ke
kelas dengan mata pelajaran IPA. Katanya sih, jika pelajaran pak Bambang para
siswa - siswinya duduk diam tak bersuara. Satu suara pun tak terdengar jelas
jika tak maka langsunglah kena hukuman. Yach, itulah kesempurnaan kelas yang
seperti tak berpenghuni. Ada dua orang teman sekelasku yang tak memperdulikan
hirauan itu, tapi justru malah dikenang oleh pak Bambang sepanjang tahun ini.
Mereka adalah roni yang hobi memainkan alat - alat musik sederhana dan Daehan
dengan hobinya masalah penghayatan dan sering membuat para laydis terpesona
dengannya.
Roni
dan Daehan membuat masalah di kelas dan susah untuk diatur. Lalu pak Bambang
mengajaknya ke ruang BK, dewi yang tempat duduknya didepanku mengajakku dan
lisa untuk melihat apa yang akan terjadi. Ralis (singkatan namaku dan nama
lisa ) "lihat deh, pak Bambang dan bu rini marah - marah". Zahra menanggapi
"iya wi, tapi seharusnya kita nggak usah ikut campur". Lisa dengan
gaya yang keppo "stop gaes jangan berdebat nanti kita ketahuan sama pak Bambang". Suara kemrusuk terdengar di depan ruang BK, ketahuan deh,
langsung pak Bambang memarahi dan memberi hukuman juga. Emosi lisa pun mulai
memuncak "gara - gara kamu wi kita kena imbasnya". Sedangkan zahra
pun terdiam sejenak, sambil memikirkan sesuatu. Dewi yang merasa bersalah
setengah - tengah "maaf say aku kan cuma pengen tahu". Daehan mulai
mencoba mendekati zahra "eh ra, (hmm..) minta nomer hp kamu boleh? (sambil
dihukum ). Ada gajah dibalik batu juga kamu ya han ( ucap zahra dengan sikap
yang acuh ). Lho.. tentu dong ra ? kenyataannya banyak yang naksir aku! mungkin
kamu akan jadi salah satunya (gombalan daehan). Dah - dah kerjain yang bener
tuh tugas kena hukuman double kamu baru tahu rasa ( sambil memegang sapu ).
Roni pun ikut - ikut an "hmm.. hati - hati ra marahmu bisa jadi belahan
jiwamu"( tersenyum bahagia ). Zahra yang berbinar - binar dengan
rasa yang tak karuan bisa membuatnya salting ( salah tingkah ) iya ron. Jam
pulang pun berbunyi dengan suara nyaring "Teng Teng Teng Teng Teng
Teng..." Semua
pada cabut, aku pulang ke asrama baruku.
Dengan keadaan yang kumut - kumut tak
karuan, baju yang bercak - bercak kotoran, dengan semangat yang kian mengikis
langsunglah ibu pondok memarahiku karena baru pulang dengan keadaan yang tak
disangka - sangka. "Zahra!!! ( ucap nada tinggi ibu pondok kepada ku )". "Iya
bu ( ucapku dengan menundukkan kepala )". "Jam segini kok baru pulang? Dari mana
aja? ( tanya ibu pondok dengan kemarahan )". Jawabku, "Yes it is, bu soalnya
baru dihukum di sekolah". Ibu pondok tak kuasa menahan amarahnya "Dah
- dah pergi dan bersihkan dirimu itu (tanpa basa - basi )". "Emmm.. sial
bener deh hari ini nggak di sekolah nggak di pondok tetap kena marah plus
hukuman tambahan ( gumamku dalam hati )". Segeralah ku menuju kamar mandi
"lha eh, uuuu... aaantri banget ". "Hay.. Hallo.. ( ucapku )". Justru
aku malah ditertawakan semua yang ada disitu termasuk fitria. "Hhh.. ngapain
kamu sapain kamar mandi ? kurang obat kamu ya ra ?". "Sotoy lo fit" jawabku dengan
sedikit kesal. Aku mencari cara bagaimana nomer antrian ini segera menuju
kepadaku. Terkadang sih, aku suka jahil jadinya karena kepepet. Banyak caraku
waktu itu, dengan menyebar uang, suruh melihat apa yang aku tunjuk, memberikan
informasi tentang panggilan guru, atau sejenis lainnya, pokoknya itu deh salah
satu kebiasaan jahilku. Akhirnya, nomer antrian ini sampai kepadaku
sedang mereka yang antriannya seharusnya duluan karena aku mereka jadi
belakangan, memang dasar aku ini (gumamku). Sudah selesai pekerjaan satu
tinggal lainnya. Waktu terus berputar cepat semakin banyak yang harus ku
lakukan.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar