Sumber Gambar : Wanita Muslimah Dot Com |
Perkenalkan
namaku zahra (dengan tersenyum ) Oh ya kenapa kok kamu menangis ? ( tanya
kembali ). Tidak apa - apa sih (jawabnya sedikit malu - malu) nggak apa - apa
kalau kamu bercerita sedikit kepadaku mungkin bisa mengurangi apa yang sedang
kamu rasakan ( sedang merayu ). Aku hanya sedikit kangen dengan rumahku,
desaku, temanku, atau segala yang pernah bersamaku ( katanya dengan lubuk yang
paling dalam ). Hmm... mungkin perasaan yang sedang kamu rasakan sekarang sama
seperti apa yang tekadang aku rasakan ( jawabku ). Sudah berapa tahun kamu
tinggal di pesantren ? ( dia mulai bertanya - tanya ).
Jawabku dengan penuh
tenang "Aku baru dua hari tinggal di pesantren ini, kalau kamu ?" Aku
sudah tiga bulan ini tinggal di pesantren ( jawabnya ). Dah lama dong ? terus
alasan kamu mau pulang apa ? ( aku semakin penasaran ) "Ibuku sedang sakit
( katanya ) terus ? Aku takut izin sama ibu pondok pasti nanti dimarahin (
ucapnya ). Eh gini aja aku bantu deh! nanti ku antar ke ruang ibu pondok (
ucapku dengan yakin ). Terimakasih ya ( dengan wajah bahagia ) iya lis. Waktu
istirahat kurang lima menit segeralah ku menuju ke Aula untuk melanjutkan acara
tadi. Ku ajaklah elisa untuk pergi dari tempat ini. Ayo lis, kita nanti telat ?
dengan terbirit - birit. Iya ra jawabnya, untung saja kita sampai tepat waktu
bisa - bisa kena hukuman lagi. Waktunya berpidato ini giliran kelompokku tapi
bukan aku yang bertugas waktu itu. Delima dan Nisa yang menjadi perwakilan dari
kelompokku yang bertugas. Mereka membawakan judul " semangat santri
". Wahh,, mereka hebat dengan judul yang semangat dan cara membacanya yang
lantang sampai - sampai pendengarnya terbawa terhadap apa yang dibaca. Hmmm..
aku mulai cemburu ( batinku ) misal aku bisa seperti itu wah - wah duniaku
terasa berisi ( dengan sedikit menghayal ). Ku pejamkan mataku ini dengan
perlahan sampai kebawa mimpi.
Adzan berkumandang waktu shalat pun tiba, aku
ketiduran tapi kenapa ibu pondok yang tahu tidak membangunkan diriku ini, (
penasaran ). Ternyata ibu pondok mau cepat - cepat pergi ada urusan yang harus
diselesaikan di luar kota. Hmmm... terus siapa ya nanti yang menjaga asrama
(gumamku). Aku berpapasan dengan fitria dan bertanya "memang siapa yang
akan menggantikan bu pondok, tanyaku kepadanya"."Nah itu yang akan
menggantikan bu pondok ( jawabnya )". "siapa sih orangnya ? ( coba
menanyakan kembali ) " itu lho yang pakek baju biru dengan rok warna -
warni dan berkerudung putih."Oh itu, apakah ada hubungan keluarga dengan
bu pondok ? aku bertanya lagi "." Enggak juga sih, dia sebagai wakil
bu pondok kalau bu pondok tidak ada di asrama". "Hmm, begitu... tapi
apakah wataknya seperti bu pondok yang sering marah - marah ( tanyaku
)"." Nanti kamu juga akan tahu sendiri, ra ( jawabnya dengan sedikit
terburu - buru ) " hmm.. iya terimakasih". Aku lupa bahwa aku harus
mengantarkan elisa ke ruang bu pondok. Cepat - cepatlah diriku ini mencari
elisa sebelum bu pondok pergi. Dan ku tanyakanlah kepada kak irma, "
permisi.. kak minta waktunya sebentar ( sapaku ) ". " iya dek,
silahkan ( jawabnya )" kakak lihat elisa nggak ? ( tanyaku )" maaf
dek, enggak lihat kayaknya, emang kenapa ? ( kak irma bertanya )".
Dan sekarang masuk acara terakhir yaitu menghafal kitab. Kemarin aku nggak masuk ngaji dan sekarang hafalan " hmm... siap - siap deh dihukum di depan kelas ( pikirku ) eh, ra tentu kamu sudah hafal kitab ini ? ( Lisa bertanya dengan membawa sebuah kitab ) kitab itu? ( kaget ) aku pernah sedikit sih membaca tapi dah lama tak ku buka"." Kalau gitu, kita belajar bersama aja ( tawaran lisa ) iya baiklah ". Yang namanya usaha tak kan pernah sia - sia meski banyak rintangan yang menghadang tetaplah optimis. Adzan magrib pun tiba semua bergegas menuju masjid. Aku berjalan menelusuri trotoar yang bergelombang naik turun naik turun sampai ku langkahkan kakiku menaiki tangga masjid. Alunan suara adzan yang dilantunkan sungguh membuat bulu kudukku berdiri. Sangatlah menusuk hingga tak banyak yang dapat ku ceritakan waktu itu. Setelah selesai sembahyang, disuruhlah semua santriwan dan santriwati duduk dan mendengarkan nasehat ustad. Dibelah tempat masjid tersebut dengan maksud memberi batas tengah untuk santriwan dan santriwati. Pak ustad berada pada tengah - tengah garis tersebut dan mngeluarkan beberapa nasehatnya hingga menunggu Adzan Isya' supaya berjamaah sama - sama. Setelah dari masjid pulanglah para santriwan dan santriwati ke masing - masing asrama . Aku, fitria, lisa, losa, dan santriwati lainnya berjalan dan bercerita sepanjang malam yang mengitari. Langit - langit yang indah dan disaksikan bulan dan bintang sungguh indah suasana malam ini yang banyak mengandung makna. Pagi pun tiba pembagian kelompok untuk memasak makanan di dapur. Aku dan lisa dalam satu kelompok yang sama, aku bagian menyiapkan bahan - bahan dapur dan lisa memotong sayuran, menyiapkan api sampai tahap memasak.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar