Langsung ke konten utama

Dilema Kehidupan di Pesantren (7)

Sumber Gambar : Wanita Muslimah Dot Com

Lho.. lho.. kok pada kumpul - kumpul disini, Ayo semua pada kerjakan tugas masing - masing ( bu riri pun datang ) fitria dan zahra nanti setelah pekerjaan ini selesai segera temui ibu di ruangan. " Gara - gara kamu tuh ra ! ( sebel ) " gara - gara kamu tuh fit !  Aku dan fitria segera menuju ke ruang bu riri dan perkara ini disampaikan kepada bu pondok. Lalu bu pondok menyuruh aku dan fitria u / berbaikan atau ingin memilih untuk di skor satu hari dan tidak boleh mengikuti kegiatan pesantren. Akhirnya aku dan fitria berbaikan dan aku belajar merubah sikapku yang terkadang emosional. " maaf fit... " iya ra, aku juga minta maaf ". Nah, gitu kan enak kalau kalian sering bertengkar, mau jadi tontonan ? nggak kan ? ( nasehat bu riri ) nggak bu, kita minta maaf. Iya udah, habis dari ruangan ini kalian ganti baju dulu, nanti sakit. Iya bu, siap...".


Keluarlah aku dan fitria dari ruangan bu riri dan pergi dulu ke kamar mandi untuk mengganti baju. " sebelum itu, oh iya li, besok jadi kan ? " kemana ra ? " masak lupa kita kan mau bantuin daehan untuk jualan ! Aku baru ingat ! Oke. Sore hari menjelang adzan ashar, aku dan fitria pergi ke dapur dan menyiapkan segala bahan bahan untuk membuat macam - macam  gorengan. Kalau di pesantren segala macam - macam kegiatan yang mau dilakukan harus ada perizinan terlebih dahulu. Aku dan lisa segera menemui bu riri dan meminta izin " bu ... iya zahra... lisa.. " silahkan masuk ! apa yang bisa ibu bantu " eee.. bu kami mau minta izin untuk membuat makanan di dapur dan dijual di kantin sekolah atau di pesantren " . " Boleh asalkan hati - hati  ". " Insyaallah bu, pagi pun tiba ku mulai pekerjaanku dengan bismillah dan bahan - bahan yang dipersiyapkan satu per satu di masukkan ke dalam wadah untuk di campur. Bahan untuk membuat ote - ote atau pia - pia seperti tepung, air secukupnya, garam, gubis, wortel, dan lain - lain. Ku campur dan aduk sampai merata. Sedangkan lisa mencetak adonan dan menggorengnya. Sewaktu aku dan lisa memasak di dapur, ada sesuatu yang mengganjal. Kompor yang ku pakai bersama lisa mengeluarkan bau yang tak sedap. ( jesss.... ) kemudian ku matikan kompornya " lis, kamu mencium bau sesuatu nggak ? Iya ra, kayak bau gas bocor " lis, dimatikan saja ! Terus ini belum di masak semua ? Kita minta bantuan orang dewasa  atau kakak senior jika ada. Baiklah ra, ayo kita keluar ! sangat berbahaya di dalam sini ! ketika keluar berpapasan dengan kak ilham. " kak il, tolongin kita ? tolongin apa ya ? itu kak kompor gasnya di pesantren bocor ". " Aku bukan jagonya benerin kompor gas, tapi tak coba dulu ! Ayo kak awas kalian agak menjauh dari sini. Sepuluh menit pun berlalu, akhirnya selesai dan baunya agak nggak tercium seperti tadi. Aku dan lisa cepat - cepat menyelesaikan tugas masaknya sebelum pukul lima lebih tiga puluh menit. Ku jejer satu persatu gorengannya mulai dari pia - pia jumlahnya lima puluh buah, tahu dengan isi sayur dan mie jumlahnya lima puluh buah dan pisang crispy jumlahnya seratus buah.

Semua ku tata dengan serapi - rapinya , kemudian aku dan lia mulai bersiap - siap untuk berangkat ke sekolah agak pagi. Bu riri yang sudah ku mintai izin datang menemuiku dan lia " zahra ... lisa...  " ibu mau beli ? kira - kira gorengannya apa saja ya ? ada pia - pia, tahu isi sayur dan mie , dan pisang crispy. Satu berapa ya ? hanya lima ratus rupiah bu. Ibu beli pia - pianya dua puluh ribu dan pisang crispy nya tiga puluh ribu. Sebentar bu, saya ambilkan ! Ini bu... jadi semua berapa ? Lima puluh ribu bu. Terimakasih... " iya sama - sama ". Alhamdulillah ra, kita dapat lima puluh ribu rupiah . Kami segera berangkat menuju sekolah dan langsung menuju ke kantin " permisi... bu tin ! iya nak ada apa ? Ini bu, mau titip gorengan. Iya nak, taruh aja di atas meja, terus untuk bagi hasilnya atau harga penitipannya berapa ya bu ? Nggak usah nak, ibu ikhlas kok. Nggak papa bu, kami malah jadi nggak enak dengan ibu.  Nggak apa - apa nak ibu ikhlas rezeki itu sudah ada yang ngatur. Makasih ya bu.. " sama - sama nak ". Li..li..li.. aku nggak enak sama bu tin, sama ra ... terus ? apa yang dapat kita lakukan untuk membalas budi kepada bu tin ra... ? Kalau kita bantuin jualan bu tin, setuju nggak ? Oke tuh ra..sekarang kita ke kelas yuk ! Lets go... sudah dua hari ini si daehan nggak masuk sekolah ? tanyaku kepada lisa kasihan bener meskipun kelakuannya begitu namun ku kira semangatnya tinggi. Hanya tuhan yang tahu jadinya, iya ra bener deh kamu. Kita lanjutkan mengerjakan tugas bahasa indonesia nanti kan ada pengumpulan tugas. " Eh lis, ra ... soal nomer empat belas romawi satu maksudnya gimana ya ? ( lisa bertanya ) soalnya sama dengan halaman delapan belas los, untuk segi penekanannya pada pengertiannya dijabarkan.Makasih ya ra..lis... " sama - sama "".

Waktu istirahat pun tiba Semua kawan - kawan duduk di bangku yang telah di sediakan. Bu beli gorengan satu berapa ya ? Satu harganya lima ratus rupiah. Lho kalian kok ada disini ( roni dengan muka kaget ) iyalah ron sekarang kita bantuin bu tin untuk jualan di kantin. Kalau gitu aku juga ikut bantuin deh. Pengumuman - pengumuman ( roni berteriak di depan banyak orang ! Sekarang di kantin ada varian makanan baru lho ! apa ? apa ? apa ? ( banyak yang mendengarkan ) ada soto ayam, ada kerupuk udang, ada bakso isi daging apalagi yang  terakhir ini ada macam - macam gorengan yaitu pia - pia atau ote - ote, tahu isi sayur dan mie , dan pisang crispy. Harganya berapa ron ? ada gratisannya nggak kalau aku beli ? " bagaimana lis..ra... ada gratisannya nggak ? nggak ron. maaf deh, nggak ada gratisannya sayangnya. nggak jadi deh, ! Yaudah gratisannya boleh selfi bareng aku gratis ! Hari ini laris banget ya , ra ? Iya lis.. " makasih ya ron  sudah bantuin kita - kita " ." sama - sama ". Eh alasan kalian apa sih ganti profesi jadi penjual jajan.. ? boleh juga jawaban kalian sekarang aku alih profesi juga roni yang selalu digemari banyak fans menjadi roni si keppo. Iyaudah kita masuk ke kelas, bel pun berbunyi tanda bahwa pelajaran ke enam pun segera dimulai. Bu don, segera memasuki ruang. Pada Waktu itu aku dan lisa sedang melanjutkan pembicaraan dan terdengarlah suaraku dan lisa. Akhirnya aku disuruh maju ke depan untuk mengerjakan contoh soal tapi yang namanya aku, punya kekurangan pada hal hitung. Dan ku jawablah sebisaku meski salah dan harus diomelin lagi. Yach,itulah aku.. Aku banyak belajar selama di pesantren ini selama kurang lebih dua tahun. Aku juga masih bersahabat dengan kawan - kawanku meski jauh dari mereka aku juga  tak lupa seminggu sekali ku telfon ataupun sebaliknya. Dilema kehidupan di pesantren sangat menjadi sejarah dalam kehidupanku di masa depan.

T A M A T.

Sampai Jumpa !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Kehidupan di Pesantren (1)

Sumber Gambar: Wanita Muslimah Dot Com Di area pondok banyak sekali yang aku tak tahu. wilayahnya yang luas membuatku menjadi penasaran, pokoknya asyik deh, ujarku dalam hati. Terkadang aku suka menjahili teman apalagi mengajaknya masuk dalam kehidupanku. Aku adalah santri baru pondok ini pindahan dari sekolah lamaku. Usiaku baru tujuh belas tahun pindahan dari sekolah lamaku. Wajahku lugu seperti orang yang baru berusia dua belas tahun. Wajar karena aku baru sih mengetahui semacam teknologi jaman sekarang ini yang begitu canggih (gumamku dalam hati). Kini aku berdiri di depan sekolah baruku. Yach, perasaan cemas mengintaiku sepanjang saat. Ku mulai dengan melangkahkan kaki menuju pintu kelas. Kepanikanku meningkat saat mau berkenalan di depan kelas.

Dilema Kehidupan di Pesantren (4)

Sumber Gambar : Wanita Muslimah Dot Com Perkenalkan namaku zahra  (dengan tersenyum ) Oh ya kenapa kok kamu menangis ? ( tanya kembali ). Tidak apa - apa sih (jawabnya sedikit malu - malu) nggak apa - apa kalau kamu bercerita sedikit kepadaku mungkin bisa mengurangi apa yang sedang kamu rasakan ( sedang merayu ). Aku hanya sedikit kangen dengan rumahku, desaku, temanku, atau segala yang pernah bersamaku ( katanya dengan lubuk yang paling dalam ). Hmm... mungkin perasaan yang sedang kamu rasakan sekarang sama seperti apa yang tekadang aku rasakan ( jawabku ). Sudah berapa tahun kamu tinggal di pesantren ? ( dia mulai bertanya - tanya ).