Langsung ke konten utama

Dilema Kehidupan di Pesantren (1)

Sumber Gambar: Wanita Muslimah Dot Com

Di area pondok banyak sekali yang aku tak tahu. wilayahnya yang luas membuatku menjadi penasaran, pokoknya asyik deh, ujarku dalam hati. Terkadang aku suka menjahili teman apalagi mengajaknya masuk dalam kehidupanku. Aku adalah santri baru pondok ini pindahan dari sekolah lamaku. Usiaku baru tujuh belas tahun pindahan dari sekolah lamaku. Wajahku lugu seperti orang yang baru berusia dua belas tahun. Wajar karena aku baru sih mengetahui semacam teknologi jaman sekarang ini yang begitu canggih (gumamku dalam hati). Kini aku berdiri di depan sekolah baruku. Yach, perasaan cemas mengintaiku sepanjang saat. Ku mulai dengan melangkahkan kaki menuju pintu kelas. Kepanikanku meningkat saat mau berkenalan di depan kelas.


Saat itu, pelajaran Bahasa Arab yang sedang berlangsung. Keringatku seakan-akan menetes deras, wajahku pucat dan menunduk tak kuasa menahan grogi di depan teman-teman baruku ini. Setelah itu, Pak guru memintaku segera duduk di bangku kosong bagian belakang. Disamping tempat dudukku ada teman perempuan yang baik (pikirku menurut tampangnya). Aku pun menjulurkan tangan sambil "perkenalkan namaku zahra". "Iya namaku lisa (menggenggam persahabatan)". "Lis, setelah ini pelajarannya apa ya? (memulai perbincangan)". "Sebentar ya ra, aku lihat dulu. Oh iya kamu baru mengenal pesantren ya?" "(lisa menanggapi) Eee...(menutupi kebenaran) sebenarnya nggak juga aku pernah kok sekolah di pesantren (jawabku dalam kebohongan)". "(Dengan rasa yang sedikit curiga) Oh,begitu. Lha terus alasan kamu pindah kesini apa sih? (mulai penasaran)". "Aku pindah sekolah karena orang tua ku pindah rumah dekat sini, lis (ucapku dengan sopan)". "Maaf, ya ra, memang aku ini suka keppo, jadi aku terus nanyain (dengan sedikit malu)".

Bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Kehidupan di Pesantren (7)

Sumber Gambar : Wanita Muslimah Dot Com Lho.. lho.. kok pada kumpul - kumpul disini, Ayo semua pada kerjakan tugas masing - masing ( bu riri pun datang ) fitria dan zahra nanti setelah pekerjaan ini selesai segera temui ibu di ruangan. " Gara - gara kamu tuh ra ! ( sebel ) " gara - gara kamu tuh fit !  Aku dan fitria segera menuju ke ruang bu riri dan perkara ini disampaikan kepada bu pondok. Lalu bu pondok menyuruh aku dan fitria u / berbaikan atau ingin memilih untuk di skor satu hari dan tidak boleh mengikuti kegiatan pesantren. Akhirnya aku dan fitria berbaikan dan aku belajar merubah sikapku yang terkadang emosional. " maaf fit... " iya ra, aku juga minta maaf ". Nah, gitu kan enak kalau kalian sering bertengkar, mau jadi tontonan ? nggak kan ? ( nasehat bu riri ) nggak bu, kita minta maaf. Iya udah, habis dari ruangan ini kalian ganti baju dulu, nanti sakit. Iya bu, siap...".

Dilema Kehidupan di Pesantren (4)

Sumber Gambar : Wanita Muslimah Dot Com Perkenalkan namaku zahra  (dengan tersenyum ) Oh ya kenapa kok kamu menangis ? ( tanya kembali ). Tidak apa - apa sih (jawabnya sedikit malu - malu) nggak apa - apa kalau kamu bercerita sedikit kepadaku mungkin bisa mengurangi apa yang sedang kamu rasakan ( sedang merayu ). Aku hanya sedikit kangen dengan rumahku, desaku, temanku, atau segala yang pernah bersamaku ( katanya dengan lubuk yang paling dalam ). Hmm... mungkin perasaan yang sedang kamu rasakan sekarang sama seperti apa yang tekadang aku rasakan ( jawabku ). Sudah berapa tahun kamu tinggal di pesantren ? ( dia mulai bertanya - tanya ).